PENYAKIT GINJAL KRONIK
BATASAN :

Uremia adalah sindrom gangguan multi organ sebagai akibat menurunnya
fungsi ginjal oleh karena penyakit ginjal yaitu rasa lemah, letargia,
anoreksia, mual, muntah, nokturia, retensi air dan garam, tanda bendungan paru,
pruritus, kejang-kejang bahkan kesadaran menurun.
Kriteria PGK sesuai dengan New York National Kidney Foundation NKF
DOQI tahun 2002 adalah sebagai berikut :
1.
Kerusakan ginjal yang terjadi
lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktur atau fungsional , dengan atau
tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan manifestasi :
-
kelainan patologis
-
terdapat tanda-tanda kelainan
ginjal termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urine atau kelainan dalam
test pencitraan.
2.
LFG < 60 ml/menit/1,73m2
luas permukaan tubuh selama >3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Pengukuran estimasi LFG digunakan formula Cockroft-Gault sebagai
berikut
LFG(ml/mnt/1,73m2= (
140-umur ) x Berat Badan (Kg)
72x kreatinin plasma(mg/dl)
Atau dengan mengumpulkan urine 24 jam
dengan menghitung formula dari Van Sliyk
LFG(ml/mnt/1,73 m2= Kreatinin
urine x Jml Urine 24jam(ml/mnt)
Kreatinin
plasma
Atau dengan mengukur kadar Cystatin C
plasma , cara ini tanpa banyak dipengaruhi oleh masa otot maupun makanan,
tidak akurat pada gangguan fungsi ginjal berat.
Cara lain adalah dengan mempergunakan
formula MDRD (Modification of Diet in Renal Disease) sebagai berikut :
GFR (mL/min/1.73 m2) = 186 x (Scr)-1.154
x (age)-0.203 x (0.742 if female)
x (1.210 if African American)
The GFR is expressed in mL/min/1.73m2
Klasifikasi PGK atas dasar derajat penyakit :
Derajat
|
Penjelasan
|
LFG (ml/mn/1.73 m2)
|
1
|
Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau
↑
|
≥ 90
|
2
|
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ ringan
|
60-89
|
3
|
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ sedang
|
30-59
|
4
|
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ berat
|
15-29
|
5
|
Gagal ginjal
|
< 15 atau dialisis
|
ETIOLOGI :
Etiologi PGK terutama adalah :
1.
Penyakit
ginjal primer seperti Glomerulonefritis
kronik, Pielonefritis kronik, Ginjal polikistik
2.
Komplikasi
penyakit lain seperti Nefropati diabetik, Nefritis lupus, Nefrosklerosis
hipertensif atau Arteriolar nefrosklerosis, Nefritis interstisialis oleh karena
obat, logam berat, asam urat, Mieloma Multipel.
3.
Nefropati
obstruktif, misalnya oleh batu traktus
urinarius, tumor di cavum abdomen atau pelvis atau buli-buli, hipertrofi
prostat.
PATOFISIOLOGI :
Kelainan terjadi akibat menurunnya
jumlah nefron yang berfungsi, berat ringannya gejala uremia ditentukan oleh
sisa nefron yang masih berfungsi, yang berbanding langsung dengan laju filtrasi
glomerulus (Glomerular Filtration Rate)
. Berkurangnya massa ginjal (nephron lost)
akan mengakibatkan menurunnya fungsi ekskresi maupun fungsi metabolik ginjal,
nefron yang masih tersisa akan melakukan kompensasi yang dimediasi oleh molekul
vasoaktif yaitu growth factors/
transforming growth factor beta dan Cytokine
sehingga terjadi hiperfiltrasi intra glomerular
ahirnya pada tahap maladaptasi akan terbentuk sklerosis dari nefron yang
diperberat oleh adanya peningkatan aktivitas Renin angiotensin aldosteron
intra-renal . Hal lain yang berperan pada progresifitas PGK adalah hipertensi,
hiperglikemia, albuminuria, dislipidemia, anemia, malnutrisi, hiperfosfatemia,
hiperhomosisteinemia.
GEJALA
KLINIS :
Sangat bervariasi terutama
ditentukan oleh sifat-sifat penyakit dasar yaitu :
Gejala gastrointestinal : mual, muntah, singultus, ileus paralitik ,hematemesis, ,melena
Gejala susunan syaraf :lemah, kesemutan, kramp otot, sakit kepala, kejang-kejang, kesadaran menurun
Gejala kardiovaskuler : hipertensi, payah jantung kongestif, payah jantung kiri, perikarditis, aritmia
Gejala hematologik : anemia, trombositopenia, gangguan perdarahan
Gejala dermatologik : pruritus, purpura, hiperpigmentasi, uraemic frost, deposisi Calsium
Gejala respiratorik : sesak , pernafasan Kussmaul akibat asidosis metabolik, edema paru, efusi pleura
Gejala endokrinologik : hiperparatiroidisme, gangguan fungsi Tiroid, amenorea, infertilitas, disfungsi seksual
Gejala gastrointestinal : mual, muntah, singultus, ileus paralitik ,hematemesis, ,melena
Gejala susunan syaraf :lemah, kesemutan, kramp otot, sakit kepala, kejang-kejang, kesadaran menurun
Gejala kardiovaskuler : hipertensi, payah jantung kongestif, payah jantung kiri, perikarditis, aritmia
Gejala hematologik : anemia, trombositopenia, gangguan perdarahan
Gejala dermatologik : pruritus, purpura, hiperpigmentasi, uraemic frost, deposisi Calsium
Gejala respiratorik : sesak , pernafasan Kussmaul akibat asidosis metabolik, edema paru, efusi pleura
Gejala endokrinologik : hiperparatiroidisme, gangguan fungsi Tiroid, amenorea, infertilitas, disfungsi seksual
Gejala umum lain : nokturia, poliuri, edema wajah,
ekstremitas bahkan anasarka, malnutrisi, depresi dan kecemasan, dan lain-lain
PEMERIKSAAN
PENUNJANG :
1.
Laboratoris
:
Darah :
Anemia normokrom normositik, peningkatan
BUN, kreatinin serum, asidosis metabolik, peningkatan kadar asam urat darah,
penurunan klirens kreatinin, hipokalsemia,
hiperfosfatemia, hiperhomosisteinemia.
Urin :
hematuria, lekosuria, proteinuria, cast, Berat Jenis Urin rendah.
2.
Radiologis
:
a. Foto polos abdomen : kemungkinan tampak ada batu , massa
b. Pielografi
intravena : dilakukan bila kreatinin darah normal, dapat tampak batu atau
kelainan anatomis.
c. Pielografi antegrad atau
retrograd dilakukan sesuai indikasi pada gangguan fungsi ginjal.
d. Ultrasonografi abdomen :
untuk mendeteksi ketebalan korteks, ginjal
mengkerut (contracted kidney), kista ginjal, adanya bendungan dinyatakan dengan hidronefrosis.
e. Renogram untuk mengetahui
bagian ginjal yang masih berfungsi, dikerjakan bila ada indikasi.
f. Spiral Computed Tomography untuk mengetahui anatomis dan
fungsi ginjal dengan dimensi yang lebih jelas.
3. Histopatologis :
- Biopsi dilakukan atas indikasi adanya kesulitan
diagnostik noninvasif untuk mencari etiologi, menentukan terapi, evaluasi prognosis
atau evaluasi terapi misalnya Amiloidosis, Rapidly
Progressive Glomerulonephritis, nefritis tubulointerstitialis, nefropati
Lupus
- Biopsi ginjal tidak dilakukan pada PGK stadium V,
penderita DM, ginjal tunggal, ginjal polikistik atau kondisi lain yang
mempunyai resiko perdarahan yang sulit dikendalikan.
PENDEKATAN
DIAGNOSIS :
1. Anamnesis : penyakit yang pernah atau sedang diderita
beserta lamanya, antara lain DM, batu saluran kemih, penyakit Lupus, hipertensi, riwayat hematuria maupun
perubahan pola miksi, status obstetrik-ginekologis yang tidak normal pada
wanita, usia lanjut merupakan faktor resiko untuk penyakit degeratif dan
keganasan pada sistem perkemihan dan genitalia , penggunaan obat nefrotoksik
dalam waktu lama, penyakit infeksi seperti tuberkulosis, hepatitis virus,
riwayat sakit ginjal seperti kelopak mata, wajah atau seluruh tubuh bengkak,
sindrom nefrotik, riwayat operasi atau trauma di daerah pinggang maupun perut.
2. Pemeriksaan klinis :
mual, muntah, lemah, gatal, anemis, kulit kering, kasar, bekas garukan,
hipertensi, sembab wajah, bau nafas tak sedap serta gejala dari penyakit dasar
seperti DM, Lupus, teraba masa (balotement)
didaerah lumbal , Bruit di daerah
abdomen mencurigakan adanya stenosis arteri renalis
3. Pemeriksaan penunjang adanya
penurunan fungsi ginjal, kelainan akibat penurunan fungsi ginjal selain dari
kelainan akibat penyakit dasarnya,
kelainan radiologis yang sesuai.
PENYULIT
1. Penurunan
fungsi jantung sampai dengan payah jantung bahkan kejadian mendadak (sudden cardiac death )
2.
Infeksi,
sepsis, syok
3.
Ensefalopati
uremikum
4.
Stroke
hemoragik dan non hemoragik
5.
Anemia
gravis
6.
Malnutrisi
berat dan hiper katabolik
7.
Simdrom
kelebihan beban air dan asidosis metabolik berat
PENATALAKSANAAN
:
Dasar penatalaksanaan :
1.
Konservatif
2.
Aktif
atau terapi pengganti
1. Konservatif :
a.
mengurangi
beban ginjal atau toksin uremik dengan jalan :
-
Mengatur
keseimbangan cairan
-
Diet
tinggi kalori ( 30-35 kal/kgBB/hari), rendah protein (0,6-0,8 g/kgBB/hari)
harus mulai dilaksanakan sejak LFG ≤ 60ml/mnt, rendah garam bila ada edema,
hipertensi, substitusi asam amino atau keton analog.
-
Mengatasi
asidosis dengan pemberian Ca carbonat, Na bicarbonat
-
Membatasi cairan dan pengaturan asupan elektrolit
terutama pencegahan terhadap hiperkalemia, retensi Na dan air.
-
Menghindari pemakaian obat-obat nefrotoksik seperti
NSAID, Aminoglikosida, Tetrasiklin dll.
-
Terapi
terhadap kondisi komorbid misalnya infeksi
b.
memperbaiki
faktor yang masih reversibel misalnya :
-
Mengatasi
anemia untuk mencapai kadar Hb 11-12 g/dl (Konsensus anemia PERNEFRI) dengan
pemberian eritropoitin (EPO) dengan memperhatikan juga status besi (SI,Feritin)
-
Mengatur tekanan darah ideal mencapai Tekanan darah≤130/80
(JNC VII)
-
Mengatasi infeksi akut maupun kronis seperti pneumonia,
tuberkulosis
-
Menghilangkan faktor obstruktif misalnya bendungan
prostat, batu saluran kemih
c. mengatasi Osteodistrofi
renal dengan mengendalikan hiperfosfatemia dengan AL(OH)3 , CaCO3, Mg based binders, Sevelamer HCl,
Lanthanum karbonat serta diet rendah fosfat, pemberian vitamin D3
d. terapi penyakit dasar :
DM, Lupus
e. pencegahan terhadap
penyakit kardiovaskular dengan melakukan deteksi dan modifikasi faktor resiko
kardio vaskular termasuk hiperhomosisteinemia dengan pengobatan asam folat
dosis tinggi maupun kombinasi dengan Vitamin B12 maupun derivatnya,
menghentikan kebiasaan merokok
f. simtomatis :
-
mual muntah dengan Metoclopramide, Chlorpromazin
-
gatal-gatal dengan Difenhidramin, cream pelembab kulit
-
sakit kepala dengan parasetamol atau analgetik lain
g. terapi komplikasi : payah
jantung dengan diuretik, vasodilator, hati-hati pemberian Digitalis
h. melakukan rujukan
nefrologi segera sebelum terjadi perburukan lanjut.
Tabel
Rencana tatalaksana penyakit ginjal kronik sesuai dengan derajatnya
Derajat
|
LFG (ml/mnt/1,73m2)
|
Rencana tatalaksana
|
1
|
≥ 90
|
-
terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi
pemburukan (progression) fungsi
ginjal, memperkecil risiko kardiovaskuler
|
2
|
60-89
|
-
menghambat pemburukan (progression) fungsi ginjal
|
3
|
30-59
|
-
evaluasi
dan terapi komplikasi
|
4
|
15-29
|
-
persiapan untuk terapi pengganti ginjal
|
5
|
< 15
|
-
terapi
pengganti ginjal
|
2.
Terapi
aktif atau terapi pengganti ginjal dengan indikasi bila Estimasi LFG < 15
ml/menit atau disebut sebagai CKD stadium V, berupa
:
- Dialisis :
-
Hemodialisis
- Dialisis
peritoneal mandiri berkesinambungan (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis = CAPD)
Hemodialisis (cuci darah)
- Transplantasi ginjal :
-
donor hidup (keluarga/bukan keluarga)
-
donor
kadaver.
DAFTAR
PUSTAKA
- Black RM , Sign and symptoms of uremia in Rose & Black’s Clinical Problems in NephroloGy, Little, Brown and Company (1996), Boston New York Toronto London, pp 497- 526
- Emilio Rodrigo, Angel L Martin de Francisco , Measurement of renal function in pre –ESRD Patients, Kidney International, vol 61 supp 80 (2002) , pp S11-S17
- James L Bailey,William E Mitch, Nutritional therapy for Patient with Chronic Renal Failure and the Impact on Progressive Renal Insufficiency, in Brady, Wilcox : Therapy in Nephrology and Hypertension, W.B Saunders (1999) Philadelpia London Toronto Monreal Sydney Tokyo, pp 474- 479.
- Michael Conchol and David M Spiegel, The Patient with Chronic Kidney Disease in Schrier Manual of Nephrology sixth ed (2005) Lippincott Williams & Wilkins pp 177-186
- NKF K/DOQI Guidelines, Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease : Evaluation , Classification , and Stratification (2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar